Perawan nikah tanpa wali, bolehkah?

Deskripsi Masalah :

Ada seorang perawan sudah punya pacar tapi dijodohkan orang tuanya dengan laki-laki lain. Dan si perawan faham fiqih, maka dia menyiasati hal ini dengan pindah ke Madzhab Hanafi dalam soal nikah sehingga :
a)  Tidak sah nikahnya bila tanpa izin si perawan, maka ayahnya tidak bisa menikahkannya tanpa izin dirinya.
b)  Boleh saja nikah tanpa wali.

Pertanyaan :
1.  Apakah boleh demikian itu ?
2.  Apakah pindah madzhab itu bisa masuk pada “uququl walidain” ?
3.  Jika wali dan putrinya beda madzhab, lalu madzhab siapa yang harus dipakai saat akad nikah ?

Jawaban :
1.  Tafsil :
a)  Boleh & sah jika si perawan ikut Madzhab Hanafi sempurna dalam satu qodliyah (syarat, rukun & batal nikah) dan calon suaminya harus se-kufu’ serta anaknya mengerti ortu tidak akan merasakan sakit hati sebab perintahnya tidak diikuti.
Catatan penting :
Si perawan tersebut harus sopan & santun mohon izin kepada ortu untuk pindah madzhab, karena dia masih tanggungjawab ortu sebelum sah akad nikahnya.
b)  Tidak boleh jika si perawan ikut Madzhab Hanafi tidak sempurna satu qodliyah, calon suaminya tidak se-kufu’ atau anaknya mengerti ortu akan merasakan sakit hati sebab perintahnya tidak diikuti.
2.  Khilaf :
a.  Tidak boleh, karena si perawan termasuk tidak taat kepada perintah ortu. Menurut mayoritas ulama.
b.  Boleh, karena ortu tidak harus menentukan pasangan si perawan tersebut. Menurut Syaikhul Islam dalam kitab Ghada’ al-Albab & Syekh Taqiyuddin dalam kitab al-Adab al-Syar’iyah.
3.  Mendahulukan perintah ortu (menggunakan Madzhab Syafi’i ketika akad) daripada keinginan anak ketika anaknya mengerti ortu akan merasakan sakit hati sebab perintahnya tidak diikuti.

Referensi jawaban no. 1 :


Referensi jawaban no. 3 :
Referensi jawaban no. 2 :