Hukum mendirikan dua sholat jum'at dalam satu dusun

 Deskripsi Masalah :

Ada salah satu desa dalam satu dusun terdapat “Dua Masjid” yang penduduknya/masyarakat jama’ahnya terbatas (jika dibagi dua maka tidak sampai 40 jama’ah) dalam satu masjid, maka suatu ketika takmir masjid tersebut sepakat bergantian ketika melaksanakan sholat jumat (jum’at pertama ke masjid yang satu, jum’at kedua ke masjid yang satunya lagi), namun pada akhirnya antara takmir tersebut ada komplik sehingga sholat Jumat bergantian tersebut tidak berlanjut. Sehingga takmir masjid A melaksanakan sholat dangan jama’ah yang mencukupi (40 jama’ah). Namun ironisnya masjid B tidak mencukupi 40 jama’ah tapi takmir masjid itu mengundang jama’ah kaum desa lain agar bisa sampai 40 jama’ah.

Pertanyaan :
A. Bagaimana hukumnya mendirikan 2 masjid dalam satu kampung/desa ?
B. Bagaimana hukum sholat jum’at tersebut, jika kaum sebagian dari 40 jama’ah itu dari luar desa/kampung itu ?
C. Apa yang di maksud قرية/بلد dalam konteks sholat jum’at ?

Jawaban :
A.  Boleh dan tidak ada satu orangpun yang berhak melarang orang lain membangun masjid dengan catatan tidak mendirikan sholat jum’at di dua masjid tersebut. Adapun menderikan dua jumat dalam satu desa tidak boleh kecuali ada salah satu sebab-sebab berikut :
a)  Tempat sholat jum’at yang sempit, yakni tidak cukup menampung para jama’ah jum’at secara umum
b)  Pertikaian antara dua kelompok masyarakat
c)  Jauhnya ujung desa, yaitu bila seseorang ada ditempat (ujung desa) tidak bisa mendengarkan adzan jum’at.
Akan tetapi menurut pendapat Syaikh Ismail al-Yamani, boleh secara mutlak dengan syarat jumlah jama’ahnya tidak kurang dari 40 orang ahli jum’at yang mustauthin.
B.  Tidak sah, karena kurang dari 40 orang ahli jum’at yang mustauthin. Solusinya ikut pendapat ulama yang mengesahkan sholat jum’at kurang dari 40 orang ahli jum’at yang mustauthin. Dan disunnahkan sholat Dhuhur setelah sholat jum’at untuk menghindari perselisihan ulama.
C.  Maksud qoryah (قرية) adalah adalah perkampungan/komplek yang tidak ada qodli, hakim, pak polisi, pak penghulu yang bertugas, dan pasar untuk jual-beli, seperti dusun/dukuh zaman sekarang. Sedangkan maksud balad (بلد) adalah daerah/perkampungan yang sebagian hal-hal barusan tidak ada, seperti desa/kelurahan zaman sekarang.

Referensi jawaban A :