Hukum renovasi masjid secara total

Deskripsi Masalah :

Ada sebuah masjid yang dibangun di atas tanah wakaf dengan biaya murni dari swadaya masyarakat. Sekarang masjid tersebut direnovasi total karena alasan memperbarui bentuk bangunan yang ketinggalan zaman dan untuk menampung jamaah yang lebih banyak dan lebih nyaman. Akibat dari renovasi tersebut banyak bekas bangunan masjid yang tidak dipergunakan kembali dalam pembangunan karena tidak sesuai model masjid baru yang diharapkan.

Pertanyaan :
a.  Bolehkah merenovasi total masjid seperti deskripsi masalah diatas ?
b.  Apakah status bekas puing bangunan masjid lama yang tidak dipakai lagi untuk masjid baru. Apakah barang milik masjid, ataukah wakaf masjid ataukah wakaf untuk masjid ?
c.  Bolehkah nadhir menjual bekas puing bangunan masjid lama yang tidak dipakai lagi untuk biaya pembangunan, mengingat panitia kesulitan memanfaatkan kembali untuk masjid lain yang membutuhkan, sedangkan jika dibiarkan hawatir tersia-siakan, karena tidak ada tempat perawatan ?

Jawaban :
a.  Tidak boleh merubah sedikitpun dari bangunan wakaf meskipun untuk yang lebih baik. Apabila pihak pewakaf meminta syarat perbaikan, maka harus dipenuhi.
Menurut Imam Assubki boleh merubah bentuk wakaf dengan 3 syarat, yaitu :
1.  Tidak merubah status nama
2.  Untuk kemaslahatan wakaf
3.  Tidak menghilangkan bangunan fisiknya, sehingga jika sekedar menggesernya ke posisi lain di area yang sama diperbolehkan.
b.  Dinamakan waqaf/milik masjid
c.  Hukum  menjual material sisa-sisa masjid seperti pertanyaan di atas hukumnya tafshil :
1.  Apabila barang yang di lelang / dijual bukan barang waqaf, maka boleh dijual           secara mutlaq
2.  Apabila barang yang dilelang / dijual merupakan barang waqaf, maka hukumnya          khilaf :
a.  Menurut pendapat Imam Syafi’i, Imam Maliki dan Jumhur Syafi’iyah tidak boleh dijual dan barang-barang yang masih dapat digunakan, diberikan kepada masjid lain yang membutuhkan.
b.  Menurut pendapat Imam Ahmad dan Imam Rofi’i, Nawawi yang mengikuti                  pendapat Imam Haromain  hukumnya boleh dengan syarat :
Ø  Sudah tidak dibutuhkan lagi kemanfaatanya
Ø  Khawatir tersia-siakan
Ø  Khawatir diambil (di curi) orang atau dighoshob orang

Referensi  :